Tak Ada Papan Informasi , UMKM hingga Petani Terdampak, Proyek Mangkrak DPUTR di Rancaekek
Sebanyak 40 pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di pinggir Jalan Raya Rancaekek-Majalaya, terkena dampak dari molornya proyek normalisasi drainase yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung.
Seorang warga yang juga sebagai Sekretaris RW09 Desa Rancaekekwetan, Iwan Sopian mengaku, sejumlah pelaku UMKM mengalami dampak penurunan omzet yang signifikan.
"Semua ikut terdampak. Jangankan usaha makanan, saya aja yang buka bengkel termasuk yang kena dampak juga, konsumen karena lihat kondisi drainase dibongkar begini jadi enggan untuk datang," katanya.
Proyek normalisasi drainase di Jalan Raya Rancaekek-Majalaya itu, sudah dilakukan pembongkaran, digarap sejak awal Maret 2025 lalu, namun sampai saat ini aktivitasnya terhenti alias mangkrak terbengkalai belum jelas kapan kelar.
Dampaknya, dikarenakan jembatan di atas drainase menuju kios dan toko telah dibongkar, sedangkan perbaikan tak kunjung ada lanjutan, membuat sejumlah warga kesulitan beraktivitas akibat akses yang rusak.
Iwan mengungkapkan, selain berdampak terhadap sejumlah warga yang mengais rezeki dengan berjualan, kondisi rusaknya akses membuat aktivitas pengangkutan gabah para petani pun terkendala.
"Termasuk ke kawasan belakang, ini masuk gang ke dalam itu ujungnya sawah. Biasa kalau angkut segon (gabah) mobil bisa masuk, sekarang gak bisa jadi harus dua kali kerja mereka," ungkap petani.
"Sebelumnya ini 'kan dibeton untuk akses, kemudian karena dibongkar jadi kita buat jembatan sementara pakai kayu. Kalau dipakai lewat oleh mobil mengangkut segon, pasti gak kuat bakal patah, jadi petani bawa dulu pakai motor baru didrop di pinggir jalan, kemudian dinaikkan ke mobil," lanjut Iwan.
Melalui pantauan di lokasi, proyek normalisasi drainase tersebut tak terlihat adanya papan informasi, baik terkait anggaran yang digelontorkan maupun kapan target penyelesaian.
Di lokasi proyek pun tak terlihat adanya aktivitas pekerja, dari pantauan sekira sejak pukul 12.00 hingga 14.00 WIB pada Kamis, 12 Juni 2025.
"Awal kabar itu selesai katanya sebelum Lebaran (Idul Fitri), tapi nyatanya sampai sekarang belum ada penyelesaian," bebernya.
Iwan menyampaikan, keluhan serta tekanan warga terbilang banyak, meminta agar proyek dapat segera diselesaikan. Pasalnya aktivitas mereka terganggu, pelaku UMKM omzetnya menurun hingga dinilai berbahaya sebab telah memakan dua korban terjatuh.
"Warga tidak minta uang kompensasi atau biaya koordinasi. Kami warga RW09 khususnya, hanya ingin proyek segera diselesaikan. Jangan hanya dibongkar lalu dibiarkan, sudah dua bulan belum ada penyelesaian," keluhnya.
"Saya mewakili warga, berharap ini (proyek) dapat segera selesai. Kapan dimulai kembali aktivitas proyeknya dan kapan target selesainya, biar bisa normal aktivitas warga semua," tutup Iwan. (Tim/Red)
Komentar
Posting Komentar