Mangkraknya Proyek Normalisasi Drainase Berdampak Ekonomi Warga Merosot Tajam
Diketahui, proyek normalisasi drainase di Jalan Raya Rancaekek-Majalaya itu, sudah dilakukan pembongkaran, digarap sejak awal Maret 2025 lalu, namun sampai saat ini aktivitasnya terhenti alias mangkrak terbengkalai tidak jelas.
Warga Desa Rancaekekwetan, Sahidin (42) mengisahkan, sejak awal dimulainya proyek drainase ini tak ada sosialisasi dan pemberitahuan terlebih dahulu.
"Jadi langsung dadakan, tapi itu dilakukan katanya karena bentuk tanggap darurat. Sebagai langkah mengatasi masalah banjir yang melanda saat musim hujan, jelasnya.
Proyek normalisasi drainase tersebut, ujar Sahidin, dikerjakan oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) sejak Maret lalu 2025, dan dinilai mangkrak karena hanya sebatas pembongkaran saja tidak ada kelanjutan.
"Proyek normalisasi drainase yang katanya akan selesai sebelum Idulfitri 2025, kemudian ditunda dulu karena libur panjang cuti bersama, sampai saat ini, ungkapnya.
Ini jadi berdampak, dikarenakan jembatan di atas drainase menuju kios dan toko telah dibongkar, sedangkan perbaikan tak kunjung ada lanjutan, membuat sejumlah warga kesulitan beraktivitas akibat akses yang rusak dan jadi kumuh.
Terpantau, proyek yang katanya akan menormalisasi drainase, baru sebatas mengbongkar jembatan-jembatan di atas saluran air baik ke toko, kios, bengkel, material, rumah di pinggir jalan atau pun akses masuk menuju gang pemukiman.
Akibat jembatan di atas drainse telah dibongkar akses ke kios, toko, bengkel, rumah dan jalan masuk gang terganggu. Akhirnya warga membangun jembatan darutat dengan kayu seadanya.
Masih dalam pantauan, keluhan dan jeritan puluhan warga ini dilampiaskan dengan memasang sejumlah spanduk di lokasi proyek yang mangkrak.
Spanduk di antaranya bertuliskan 'Proyek Mangkrak Normaliasi Selokan' dan 'Mohon Tidak Lanjuti, Berani Bongkar, Berani Pasang' serta tulisan 'Katanya Membenahi Malah Ngarurujit (memperburuk)'.
Sahidin yang sempat menjabat sebagai Kepala Dusun (Kadus) 4, yang membawahi RW09 dan RW22, mengungkapkan bahwa mangkraknya proyek membuat warga sangat terdampak dan dirugikan, sehingga berkeluh kesah.
Jelas keluhan warga RW 09 serta RW 22 yang wilayahnya terdampak proyek pun dinilai signifikan. Mereka selalu mendatangi rumah Sahidin, untuk bertanya kejelasan kapan proyek normalisasi drainase tersebut selesai.
"Karena sudah tak kondusif, saya pun mengundurkan diri sebagai Kadus 4. Namun saya masih berusaha memfasiliasi dan memperjuangkan puluhan warga terdampak," ungkap Sahidin.
"Supaya proyek normalisasi yang belum selesai ini, proyeknya segera dilanjut," tegasnya.
Sahidin menerangkan, segala upaya untuk mendapatkan kejelasan kapan selesainya proyek telah dilakukan. Mulai dari berkoordinsi dengan kepala desa, pihak kecamatan, bersurat ke DPUTR hingga bertanya langsung kepada Bupati Bandung, Dadang Supriatna.
"Bersurat ke DPUTR sudah, bahkan saya bertanya langsung ke Bupati ketika pak Bupati kunjungan ke Kelurahan Rancaekek Kencana. Jawabannya sedang dalam proses dan proyek pasti akan diselesaikan," tegasnya.
Mendapat jawaban yang kurang memuaskan, di sisi lain tekanan warga begitu besar. Sahidin pun sempat mendatangi kediaman Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi untuk meminta bantuan agar ada kejelasan, terkait kapan selesainya proyek tersebut.
"Bulan Mei 2025 saya datang ke Lembur Pakuan, tapi kebetulan KDM (panggilan akrab Dedi Mulyadi) sedang di Purwakarta. Saya nunggu sampai jam 23.00 WIB, akhirnya pulang," ucapnya.
"Tapi sudah mengisi daftar tamu dan meninggalkan nomor telepon beserta tujuan ingin bertemu, permasalahan saya tuliskan," lanjut Sahidin.
Besarnya kepedulian mantan Kadus 4 Desa Rancaekekwetan terhadap warga RW09 dan RW22 itu, tak berhenti sampai proyek dapat diselesaikan. Pasalnya, dampak kerugian begitu nyata khususnya pada sektor ekonomi.
"Warga mendesak penyelesaian proyek karena dampaknya begitu besar. Pas Puasa aja, omzet menurun apalagi menjelang Lebaran yang harusnya usaha ramai, ini jadi sepi karena terhalang proyek, saluran air dibongkar membuat warga sepi konsumen," imbuh Sahidin.
"Informasi yang saya dapat sampai saat ini sebatas bahwa proyek akan dialokasikan di anggaran perubahan. Harapan saya proyek bisa secepatnya selesai," pungkasnya. (Tim/Red)
Komentar
Posting Komentar