Rizal dan Erick Aniaya Wartawan. Saipul: Kami Bersatu akan Lawan Para Pelaku dan Siapapun Yang Membekingi


Photo : Juliansyah Lubis Ketua JPKP (Jaringan Pendamping Kebijakan Pemerintah) DPD Provinsi Lampung.

JABARINDO.COM. Bandar Lampung — Pristiwa Pengeroyokan dan Penganiayaan terjadi pada HR yang berprofesi sebagai wartawan dan merupakan keluarga besar JPKP (Jaringan Pendamping Kebijakan Pemerintah) terlihat tragis. Betapa tidak, Para pelaku melakukan pengeroyokan dan penganiayaan terhadap korban didalam rumah dan halaman korban didepan orang tua korban.

Pelaku pengeroyokan dan penganiayaan yakni Rizal dan Erick yang diketahui sebagai kakak beradik. Ditengarai para pelaku tidak datang berdua melainkan rombongan dengan menaiki mobil Fortuner model lama berwarna putih.

Pristiwa terjadi pada Senin 19 mei 2025 sekira pukul 14:30 di Rumah Korban yang berlokasi di Gang M. Yamien Gulak galik teluk Betung Utara. Saat itu Mobil Fortuner yang dikendarai oleh seorang perempuan muda berumur sekira 26’an berhenti tepat didepan gerbang pagar rumah korban. Selanjutnya rombongan orang didalam keluar berhamburan dengan penuh emosi dan masuk kedalam pekarangan rumah korban tanpa ijin.

Kemudian rombongan terduga para pelaku yang terdiri dari lima orang antara lain ; May (Ibu Pelaku), Rizal (Pelaku), Erick (pelaku), Ny.X (Terduga istri Pelaku), Mr. X (Orang tak dikenal).

Rombongan penyerbu membentak dan memaki JM (82th) orang tua korban yang saat itu sedang menerima tamu berinisial AES. Tidak sampai disitu, Rizal menendang kursi yang berada di teras. selanjutnya Rizal menendang dan mendobrak pintu samping rumah korban dan masuk kedalam ruangan rumah korban..

Sementara itu, HR (korban) yang semula tidur terbangun mendengar kegaduhan tersebut. Diketahui, HR (korban) sendiri saat itu sedang dalam kondisi sakit.

Peristiwa penganiayaanpun terjadi, Rizal yang sudah berada didalam ruangan rumah langsung mencekik Korban yang baru bangun dari tidur. Sambil mencekik Korban, Rizal memukul kepala dan Badan korban. Tidak berhenti disitu, Rizal membenturkan kepala korban ditembok didalam rumah korban.

Setelah itu, sambil mencekik Korban. Rizal menyeret korban keluar dari ruangan rumah. Diteras Erick dan lainnya sudah menunggu. Selanjutnya Erick menendang dan memukul korban dihadapan orang tua korban dan disaksikan oleh rombongan pengeroyok juga tamu JM.

Disaksikan oleh JM dan AES. Rombongan pengeroyok khususnya Rizal dan Erick mencekik, membanting, menendang, memukul korban yang tidak melakukan perlawanan. Sementara itu, keluarga pelaku memaki dan membentak korban dan orang tua korban. Tidak hanya itu, Rizal melempar tempat kotoran kucing ke arah korban yang kemudian JM orang tua korban sempat menepis sehingga mengenai tangan JM.

Tidak puas menganiaya korban didalam rumah, teras dan halaman rumah korban. Para pelaku dan rombongan berusaha menarik dan memaksa korban masuk kedalam mobil para pelaku yang hal tersebut terduga ada upaya para pelaku dan rombongan untuk melakukan penganiayaan lanjutan.

Atas pristiwa tersebut, keluarga besar korban dan keluarga besar ormas korban tidak terima. Namun memutuskan untuk tidak melakukan tindakan anarkis sehingga menempuh jalur hukum dengan melaporkan tindakan penganiayaan ke pihak Kepolisian.

Beberapa hari pristiwa penganiayaan telah berlalu, sementara para pelaku masih berkeliaran dan belum ditangkap oleh pihak kepolisian. Hal tersebut membuat Juliansyah Lubis (Ketua JPKP DPD Provinsi Lampung) geram.

“Kami tidak ingin ada perlakuan tidak adil yang dilakukan oleh oknum Kepolisian. Jangan sampai seperti pandangan masyarakat yang menilai jika orang miskin pelaku tindak pidana langsung ditangkap dan diproses sedangkan perlakuan berbeda terjadi pada pelaku tindak pidana yang berduit. Kami meminta pihak Kepolisian untuk segera menangkap para pelaku pengeroyokan dan enganiyaan pada keluarga besar kami. Siapapun oknum polisi yang terduga melakukan tindakan non prosedural dan diskriminasi serta intimidasi maka kami akan lawan.” Tegas Juliansyah Lubis.

Atas pernyataan sikap pimpinan JPKP tersebut sebagai salah satu bentuk protes atas dugaan keberpihakan pihak oknum polisi kepada para pelaku. Dugaan tersebut dari beberapa indikasi pada saat pristiwa pengeroyokan dan penganiayaan tampak mobil pihak kepolisian salah satunya mobil kesatuan INAVIS bersama rombongan para pelaku pengeroyokan.

Sementara itu terduga keluarga para pelaku dan Jaka (Ketua RT 013) beserta Bella (Anak Ketua RT 013) melakukan framing berita hoax ke warga bahwa Korban melakukan pemukulan, pencakaran dll kepada orang tua pelaku hingga kepala orang tua pelaku bocor, berdarah-darah dan benjol. Tas framing berita hoax tersebut warga yang kebetulan menyaksikan perdebatan antara orang tua pelaku dan orang tua korban cekcok mulut dan keadaan orang tua pelaku tidak ada bocor, benjol , apalgi berdarah-darah sebagaimana yang diframing oleh keluarga korban dan Ketua RT serta anaknya.

Atas berita yang beredar, awak media menelusuri kebenarannya melakukan investigasi ke warga.

“Saya dan warga lainnya melihat pristiwa adu mulut, cekcok antara Pak Solikin dan Pak Jamin. Kami semua tidak melihat ada pemukulan terhadap pak Solikin. Dan Pak Solikin pagi itu baik-baik saja. Tidak ada luka berdarah-darah, tidak ada benjol, ataupun cakar-cakaran. Jadi kalau ada tersebar berita pemukulan sampai kepalanya Pak Solikin Bocor, benjol, berdarah-darah itu berita bohong. Yang kami lihat Korban melerai kedua belah pihak. Bahkan yang kami lihat justru Pak Solikin yang memegang kayu saat itu.” Ucap YL yang dibenarkan oleh warga lainnya.

Sebagaimana diketahui, sebelum peristiwa pengeroyokan dan penganiayaan terjadi. Pagi hari dihari yang sama sekira pukul 07 telah terjadi pertengkaran antara kedua orang tua pelaku dan orang tua korban. Kemudian masing-masing masuk kerumahnya. Menurut warga, hal tersebut sudah biasa terjadi.

“Kalau soal bertengkar, hal itu sudah biasa terjadi. Keluarga Pak Solikin khususnya Solikin memang kerap membuat onar atau membuat ulah. Selalu ada saja yang hal membuat keributan. Warga disini sebenarnya sudah gerah dan tidak suka dengan tingkah lakunya. Solikin pernah naburin batu-batu kecil didepan jalan sampai membuat kendaraan anak dan warga lainnya tergelincir hampir jatuh dari ” Pungkas UP.

Korban diketahui berprofesi sebagai Wartawan dan atas pengeroyokan dan penganiayaan tersebut membuat para wartawan murka.

“Kami meminta kepada pihak kepolisian untuk segera menangkap para Pelaku Pengeroyokan dan Penganiayaan pada rekan kami.Kami beserta gabungan wartawan seluruh Lampung bahkan Nasional akan mengawal dan melawan siapapun yang terafiliasi dalam Pengeroyokan dan Penganiayaan pada rekan kami. Dan apabila ada oknum polisi yang membekingi para Pelaku. Maka kami tegaskan akan melawan siapapun oknum polisi yang terduga membekingi para pelaku.” Tegas Saipul yang merupakan Kabiro Kabupaten Lampung Selatan dari salah satu Media Nasional.

Hal tersebut menyikapi dari dugaan terdapat oknum polisi yang membekingi atau terafiliasi dengan para pelaku yang ditengarai dari rutinnya oknum polisi yang terkoneksi dengan para pelaku dan ketua RT. Bahkan pada hari kamis tanggal 22 mei 2025 sekira pukul 09 pagi keluarga pelaku didampingi oknum polisi terduga memaksa warga untuk menjadi saksi bagi pihak para pelaku. Selain itu keluarga pelaku juga memberikan uang yang diduga sebagai bentuk suap kepada Mar (70th) agar mau menjadi saksi bagi keluarga para pelaku yang untuk kemudian terduga dilakukan intimidasi kepada Mar oleh keluarga para pelaku dan oknum polisi berinisial FM alias Posi mengetik yang terduga melakukan BAP sebagaimana disaksikan oleh GN (45th).

Sampai berita ini dimuat, keluarga para pelaku terduga masih melakukan upaya mencari saksi palsu sebagaimana keterangan warga setempat

Tim/Red..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pembangunan Hotel dan Rumah Sakit PT Bethesda Hospital Indonesia, Ketua RW 07 Bojongpulus Benturkan Awak Media dengan Mitra nya

PT.Bangun Daya Persada, Trans cargo Menggelar Soft Launching

Boyke Soerianata yang Sudah Bekerja 17 Tahun di Harley Davidson, membuka pelatihan tentang mekanic Harley secara online dan gratis.