Diduga Alat Kesehatan RSUD Otista Belum Terlealisasi Pemerintah.
Dr. Irfan mengakui itu betul alat tersebut ada di IGD Monek dan dia akui bahwa pengadaan barang-barang berkaitan Alkes ini, pemerintah daerah masih mengalami kesulitan untuk mendatangkannya.
"Kita sudah mengalokasikan atau Mengajukan pengadaan-pengadaan tapi belum ada Realisasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung padahal kita dari pihak Rumah Sakit sudah 3 kali Mengajukan Alkes." Kata Irfan saat di Mintai keterangan Beberapa Media di Ruang Kantor TU Rumah Sakit Otista, jalan Raya Gading Tutuka, Cicin, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (25/05/2023).
Diakuinya,Bidan Dian Sebagai Penanggung Jawab Ruangan IGD Monex memang alat tersebut saya lakban plester karena takut ke setrum /ter sengat aliran listrik, memang alat tersebut masih bisa di Pakai."Ucapnya.
Dr.Irfan menambahkan, Sebenarnya alat tersebut dari tahun 2017 dan dibawa dari Rumah Sakit kesini dan ini Bukti Kalibrasi 1 Tahun Sekali yang di keluarkan oleh PT.GLOBAL PROMEDIKA SERVICES.Tanggal terahir di keluarkan Sertipikat 30 juni 2022 Kalibrasi berikutnya 29 juni 2023.
"Ternyata proses dan keberadaan barang itu sendiri tidak mudah saat ini untuk cepat didatangkan. Sebab sekarang ada 3 Rumah Sakit di Bangun di Kabupaten Bandung disaat bersama semua pihak dan seluruh Rumah Sakit daerah rebutan mengadakan Alkes ini dan akan di Usahakan tahun ini. ungkap Irfan.
Ketika kompirmasi kebih lajut Senin (29/52023) Dr. Irfan mengungkapkan kami mewakili rekan rekan,. Kita buktikan dengan penggunaan seperti kalibrasi, yang dilakukan satu Tahun sekali
Terkait alat ini juga memang kita sudah usul kan beberapa kali dan trerakhir ini saya baru konfirmasi, ke bagian pelayanan medika Bahwa alat ini diusulkan untuk nanti perubahan anggaran Tahun 2023. kalau ini di Acc, persetujuanya nanti di Bulan Oktober jadi kita busa belanja di akhir Tahun
Kalau tidak salah ini juga pernah diajukan lewat Angaran Perbelanjaan Negara (APBN) tapi sekarang itu. aturan nya, semua Perbelanjaan apalagi dari pusat, itu harus produk dalam negeri dan waktu itu belum ada produk dalam negeri nya, jadi usulan kita di coret.
Salah satunya kita minta ventilator, untuk di ruangan ICU, itu ditolak karena belum ada produk dalam negerinya, itu cuma kebijakan, kita ikuti saja." Kata Dr. Irfan.
pada saat itu pengadaannya harus menmenuhi syarat, barang yang produkt dalam negeri jadi usulan kami di tolak." Punkasnya.
Team.
Komentar
Posting Komentar